Terlanjur Berzina, Tak Dapat Restu Ortu

TERLANJUR BERZINA, TAK DAPAT RESTU ORTU

Assalamualaikum,
Selamat malam,

Perkenalkan saya perempuan asli Jawa Timur berusia 24 tahun, saya hendak meminta solusi atas permasalahan saya, mohon maaf sebelumnya jika saya menuliskannya sangat panjang.

saya telah menjalin hubungan dengan seorang pria, usianya sama dengan saya, sudah 2 tahun ini, kami memang berencana untuk menikah di tahun ini. pada awal kami menjalin hubungan, orangtua saya berkali-kali mempertanyakan kapan kami menikah, karena melihat hubungan kami yang memang serius ke pernikahan, dan kebetulan saat itu pacar saya masih kuliah, akhirnya kami pun memutuskan untuk fokus dan mempercepat pendidikan, dan fokus ke pernikahan.

tahun lalu posisi saya saat itu bekerja di jawa timur, sehingga membuat kami harus menjalin hubungan LDR, tapi setiap kali pacar saya berkunjung ke kota saya, saya sering kali keluar kantor dan berbohong ke ibu saya, dengan mengatakan sedang dinas, padahal saya menemuinya, lama kelamaan kami tertangkap basah bahwa kami berbohong kepada ibu saya, akhirnya kami berusaha untuk memperbaiki keadaan, dan kami mendapat kepercayaan kembali.

setelah itu saya pindah pekerjaan, saya mencari pekerjaan di kota tempat pacar saya tinggal, karena menurut saya di kota tersebut, saya bisa berkembang dan mendapatkan relasi lebih banyak, akhirnya sayapun pindah ke kota tersebut, sudah kurang lebih berjalan 6 bulan

kami menjalani hari-hari dengan senang, sehari-hari kami menjalani hari, banyak sekali cekcok antara kami, namun kami selalu bisa menyelesaikannya, akan tetapi karakter kami yang sama-sama keras tanpa terasa membuat kami ringan tangan, beberapa kali kejadian seperti memukul, mendorong, atau membentak dengan nada tinggi kami lakukan. dan kami sama-sama menyimpan cerita ini berdua saja, tidak ada teman-teman kami yang mengetahui, atau bahkan keluarga.
hubungan kami sangat berwarna, dipenuhi dengan kasih sayang dan saling mendukung satu sama lain, namun terkadang saya harus menyimpan batin karena beberapa hal yang tidak cocok dengan pasangan terkait dengan perilakunya.
karena jarak yang berdekatan, dan kebetulan saya tinggal di kamar kost, kamipun terhasut oleh bisikan setan, hingga kami memutuskan untuk tinggal bersama, kami seringkali berbuat dosa besar selayaknya hubungan suami-istri.

sampai akhirnya 2 bulan yg lalu saya di jemput paksa oleh orangtua saya, ibu saya datang ke kantor saya dan memaksa saya untuk pulang ke rumah. karena saya kira ada permasalahn keluarga yg sangat penting, saya pun mengiyakan ajakan ibu saya, tanpa sadar ternyata hari itu adalah hari terakhir saya bekerja di kantor.

sesampainya saya di rumah, HP saya di sita, lalu ibu & ayah saya menjelaskan bahwa mereka tidak menyetujui saya dan pacar saya, dengan alasan saya banyak sekali berbohong, termasuk tempat kost saya yang tidak saya tinggali.
mereka juga mempermasalahkan perilaku-perilaku kasar diantara saya dan pacar saya seperti yg disebutkan di atas, entah darimana ibu saya mengetahui hal ini, namun yang jelas itulah alasan mereka menjemput saya paksa, dan membuat saya harus resign dari kantor. ibu & ayah saya pada akhirnya mengetahui bahwa saya sudah melakukan zina dengan pasangan saya.

berita kepulangan saya menjadi pertanyaan besar di keluarga pacar saya, mengingat hubungan kami sangat harmonis, dan antara saya dengan keluarganya sangat dekat, sangat wajar jika mereka menyayangi saya selayaknya anak sendiri.

lalu setelah HP saya di sita, saya mengalami kesulitan komunikasi, saya hanya mengandalkan email dari laptop saudari saya, dari situ saya menjelaskan semua yang dipermasalahkan di rumah kepada pacar saya, saya juga meminta putus ketika itu.
seketika itu pacar saya benar-benar menyesal, dia mengaku bersalah dan menyesali perbuatannya dengan saya, dia bercerita kepada keluarganya mengenai permasalahan ini, dan keluarganya tetap mendukung apapun yang terjadi di antara kami, menurut keluarganya, kami harus segera dinikahkan untuk menghindari omongan dari lingkungan yang kurang baik mengenai kami.

pacar saya benar-benar mencintai saya dan dia melakukan taubat, tapi berkali-kali saya berusaha mengusir dia, agar dia tidak datang ke kota saya, karena ia bisa kena marah orangtua saya jika ia datang. setiap hari saya meminta putus darinya, akan tetapi tidak ada 1 kata mengiyakan dari dia, dia berkata sangat mencintai saya dan dia bertaubat, dia ingin menikahi saya dan menghalalkan saya secepatnya.

sebenarnya saya tidak dari hati untuk meminta putus darinya, hanya saja saya harus menghargai perasaan ibu saya melihat saya memiliki beban batin, dan perilaku saya juga berubah drastis semenjak saya berpacaran dengan dia, terlebih lagi saya menjadi pembohong besar.

tetapi semakin hari saya semakin tersiksa batin karena saya tidak dari hati untuk memutuskannya, saya juga teringat zina yang saya lakukan, sehingga saya mencari2 ceramah ustadz dan yang saya dapatkan adalah saya tetap harus menikah dengan pacar saya.
akhirnya saya memberanikan diri untuk meminta ijin ibu saya, berkali-kali saya ditolak dan diungkit kembali kesalahan yang saya perbuat.

sejujurnya saya benar-benar bertaubat dan saya ingin terhindar dari dosa zina, makannya saya meminta ijin ibu saya baik-baik.
ayah saya juga ikut tidak menyetujui hubungan saya, ayah saya sebetulnya tidak tegas dalam mengambil keputusan, sehingga apa kata ibu saya, akan tetap dituruti oleh ayah saya.

tanpa sepengetahuan saya, pacar saya datang ke rumah saya untuk meminta maaf, seharusnya yg menemui dia adalah ayah saya, tetapi ayah saya memanggil tante dan om saya sehingga terkesan pacar saya dihakimi oleh orang banyak, jadi pembicaraan antara pacar saya disaksikan oleh keluarga ibu saya. disitu ibu dan ayah saya mengatakan sudah memaafkan perbuatan nya yg kurang baik terhadap saya.

setelah itu saya beberapa kali kembali meminta ijin ibu saya agar merestui hubungan saya dengan pacar saya, tetapi kembali diungkit kesalahan kami di masa lalu, yang lebih parahnya, ibu saya mengatakan beberapa hal fitnah, seperti mengatakan bahwa pacar saya memakai narkoba, atau pacar saya menggunakan ilmu dukun agar saya cinta & tidak bisa lepas darinya.

kami sekeluarga juga pernah berkunjung ke paranormal, dan menggunakan garam grosok serta ada kunir & bunga digunakan pada saat itu, padahal jelas selama saya hidup, saya dan keluarga tidak pernah bersentuhan dengan paranormal atau sejenisnya.
saya juga dibawa ke ustadz untuk di ruqyah, karena saya kesal diperlakukan seperti orang sakit jiwa, saya pun tidak serius dalam menjalani ruqyah, disitu pernyataan ibu saya semakin menjadi karena melihat saya yang tidak fokus di ruqyah, kata ibu saya, seperti terkena santet dari pacar saya.

kedua kalinya pacar saya datang ke rumah saya lagi, dan dia kembali meminta maaf, dia mendapatkan perlakuan yg tidak pantas oleh ayah saya, dia dberikan kursi TK di depan pagar rumah saya, dan posisi pagar rumah saya di tutup, sehingga dari situ saya menyimpulkan perbuatan ayah saya jelas menghina harga diri pacar saya. setelah pacar saya meminta maaf, ia juga meminta restu kepada ibu saya, tetapi tetap di tolak oleh ibu saya. dan kembali lagi di ungkit kesalahan kami.

akhirnya saya mencoba mendekati guru ngaji keluarga saya, saya menceritakan permasalahan saya, dan akhirnya ibu saya dinasihati oleh ustadz tersebut, bahwa siapa tau ini jodoh saya yg diberikan oleh Allah, dan meminta ibu saya untuk istiqoroh untuk saya. ustadz tersebut berkata "dari awal yang buruk, bisa saja menjadi baik" tetapi tetap menurut ibu saya, pacar saya tidak baik untuk saya.

semakin hari saya menjalani hari, batin saya semakin tersiksa, saya tidak mendaftar pekerjaan manapun karena saya tidak dari hati melakukannya, dan saya juga tidak bisa konsentrasi dengan adanya permasalahan ini.
ibu saya meminta saya untuk kuliah, tapi tetap saja saya tidak bisa, daripada saya menjalankan dengan setengah hati, maka menurut saya tidak usah saya jalani.

melihat permasalahan ini, keluarga pacar saya merasa kasihan terhadap saya, karena posisi saya perempuan, dan sudah tidak suci, serta orangtua saya yang menyuruh saya melupakan masa lalu saya dan membuka kehidupan baru dengan tidak berhubungan sama pacar saya. saya tidak bisa melakukannya, karena hati saya sakit setiap kali saya mencoba, dan telah saya jelaskan kepada ibu saya berkali-kali, tapi tetap jawabannya sama, bahkan ibu saya terus melontarkan fitnah-fitnah yg tidak benar tentang pacar saya.

akhirnya keluarga pacar saya kasihan dengan kami berdua yang sama-sama cinta dan ingin bertaubat dengan menikah, tetapi dihalangi oleh ibu saya, orangtua pacar saya memberikan saya saran agar saya pergi ke kota pacar saya tinggal, saya juga disarankan agar mendatangi keluarga pacar saya, dan menunjukkan keseriusan saya nanti sesampainya di sana tentu keluarga saya ikut menjemput saya, dan disitulah kesepatan saya meminta restu kepada ibu saya yang juga disaksikan oleh keluarga pacar saya, sehingga tidak lagi ada fitnah yang disampaikan ketika saya sendiri yg meminta restu.

saya bersyukur keluarga pacar saya sungguh mengerti perasaan saya dan tetap menerima keadaan saya meskipun banyak fitnah yg dikatakan ibu saya untuk pacar saya.

saya juga telah melakukan pendekatan ke saudara-saudara ibu saya, akan tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mendukung saya, mereka justru mengajak saya untuk melupakan pacar saya dan membuka hati. jujur saya tidak bisa, saya seperti merasa menjadi wanita tidak terhormat jika saya memberikan hati saya untuk laki-laki lain, padahal pacar saya sangat mencintai saya dan mengusahakan sekuat tenaga agar kami bisa menikah.

dari masalah ini saya bersyukur, karena saya dan pacar saya lebih bisa bersikap dewasa, kami bijak dalam menanggapi setiap permasalahan (seperti fitnah ibu saya).
dalam telfon saya dengan pacar saya, kami sama-sama berbagi ilmu mengenai agama, yang sebelumnya tidak pernah kami lakukan, dan ini yang semakin menguatkan hati saya, bahwa dengan dia, saya bisa menjadi lebih baik.
kami sama-sama saling mengingatkan dan meluruskan niat kami untuk menyempurnakan ibadah.
terkadang kamipun saling berkaca satu sama lain, dan semakin kuat dorongan untuk menikah dari hati kami.

berikut beberapa hal yang ingin saya tanyakan:
1. apakah saya termasuk anak yang durhaka kepada ibu saya? karena saya masih terus berusaha mendapatkan restu darinya untuk menikah dengan pacar saya?

2. apa hukumnya bagi ibu saya yang melontarkan fitnah di depan saya dan ditujukan oleh pacar saya? saya berkali-kali menginggatkan, namun ibu saya bersikukuh tidak salah, saya seperti merasa hati ibu saya sudah dipenuhi dengan dendam
3. apakah saya harus menerima tawaran keluarga pacar saya? karena dengan begitu, ibu saya mungkin akan merestui pernikahan saya (walaupun dengan terpaksa, karena disaksikan keluarga pacar saya juga saat saya meminta restu). tetapi dampak negatifnya, ibu saya pasti merasa sangat kecewa dengan saya karena saya melangkahi ibu saya
4. apa hukumnya bagi saya yang mendengar fitnah dari mulut ibu saya? padahal saya sudah menegur, tetapi perkataan saya tidak dianggap oleh ibu saya
5. menurut pandangan syariat islam, apakah yang harus saya lakukan? akankah saya memutuskan pacar saya? padahal saya beberapa kali berzina dengannya, dan ia sangat tulus mencintai saya, ia juga mejunjukkan itikad baiknya untuk bertanggungjawab, serta merubah perilakunya demi saya nyaman berada di dekatnya. atau saya harus memperjuangkan hubungan ini agar segera menikah?
6. apa yang harus saya sampaikan untuk ibu saya, agar nasihat saya didengarkan oleh beliau? atau adakah cara lain agar saya tetap mendapat restu ibu saya dengan cara yang baik?

terima kasih banyak atas responnya

wassalamualaikum

JAWABAN

1. Tidak dianggap durhaka. Anda durhaka pada Allah karena telah melakukan zina. Dan langkah anda sudah benar untuk bertaubat dengan cara menikah dengannya. Dengan demikian, maka dalam hal ini yang salah adalah orang tua anda yang tidak menyetujui putrinya untuk menikah. Baca detail: Batasan Taat Dan Durhaka Pada Orang Tua

2. Fitnah termasuk dosa besar. Siapapun yang melakukannya. Baca detail: Dosa Besar dalam Islam

3. Jangan mengikuti nasihat mereka kecuali kalau anda berdua sudah menikah. Jadi, menikah dulu dengannya setelah itu silahkan tinggal bersama mereka. Kalau ayah anda tidak mau menjadi wali nikah, maka wali hakim bisa melakukannya. Wali hakim adalah jajaran pejabat KUA atau ustadz yang dipercaya. Baca detail: Menikah dengan Wali Hakim

4. Tidak perlu ditanggapi. Beritahu ibu bahwa itu tidak benar. Selanjutnya anda sebaiknya diam saja. Jangan mendebatnya.

5. Sebaiknya segera menikah sebagai bentuk taubat nasuha. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

Namun pada waktu yang sama, selalu bersikap baik pada orang tua dan memohon maaf pada mereka walaupun mereka tidak merestui hubungan anda. Ini bentuk berbakti. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua

6. Sulit bagi anda untuk membujuk secara langsung. Dua hal yang bisa anda lakukan:
a) Meminta bantuan tokoh yg disegani dan dihormati orang tua agar membujuk mereka.
b) Mendoakan kedua orang tua agar mereka sayang pada anda dan merestui anda. Baca detail: Doa Agar Disayang

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url