Shalat Hari Raya di Masjid atau Lapangan?

Shalat Hari Raya di Masjid atau Lapangan?
SHALAT HARI RAYA LEBARAN: DI MASJID ATAU LAPANGAN?

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama madzhab empat terkait lokasi ibadah yang disunnahkan saat melaksanakan shalat hari raya (lebaran) baik Idul Fitri atau Idul Adha. Apakah dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka (di luar masjid)?

Perbedaan itu timbul dari hadis sahih berikut:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى. فَأَوَّلُ شَيْئٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَة، ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ، وَ النَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ، فَيَعِظُهُمْ وَ يُوْصِيْهِمْ وَ يَأْمُرُهُمْ. فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ، أَوْ يَأْمُرُ بِشَيْئٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ

Artinya: “Rasulullah SAW biasa keluar menuju mushalla (tanah lapang/lapangan) pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia yang sedang duduk di shaf-shaf mereka. Lantas beliau memberi nasihat, wasiat, dan perintah. Jika beliau ingin mengutus satu utusan maka beliau memutuskannya. Atau bila beliau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau memerintahkannya dan kemudian berpaling ...." (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa`i)

Bagi yang memahami hadis di atas secara tekstual, maka pelaksanaan hari raya dilakukan di lapangan. Ini adalah pendapat madzhab Hanafi, Maliki dan Hanbali.

Bagi yang memahami hadis ini secara kontekstual, maka perbuatan Nabi yang shalat hari raya di tanah lapang di luar masjid itu harus dipahami illat (sebab)nya. Yakni, karena masjid Nabawi penuh dan tidak cukup ditempati seluruh umat Islam Madinah saat itu. Sehingga kalau ada masjid yang mencukupi untuk shalat hari raya, maka tidak perlu shalat di luar masjid. Ini pandangan mazhab Syafi'i.

Itulah sebabnya Imam Syafi'i dalam Al-Umm, hlm. 1/389, menyatakan:


بلغنا أن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يخرج في العيدين إلى المصلى بالمدينة ، وكذلك من كان بعده ، وعامة أهل البلدان إلا مكة ، فإنه لم يبلغنا أن أحداً من السلف صلى بهم عيداً إلا في مسجدهم . وأحسب ذلك ـ والله تعالى أعلم ـ لأن المسجد الحرام خير بقاع الدنيا ، فلم يحبوا أن يكون لهم صلاة إلا فيه ما أمكنهم ...

فإن عُمِّر بلدٌ فكان مسجد أهله يسعهم في الأعياد لم أر أنهم يخرجون منه ، وإن خرجوا فلا بأس ، ولو أنه كان يسعهم فصلى بهم إمام فيه كرهت له ذلك ولا إعادة عليهم . وإذا كان العذر من مطر أو غيره أمرته بأن يصلي في المساجد ولا يخرج إلى الصحراء "

Artinya: "Telah sampai pada kita (hadis) bahwa Rasulullah biasa keluar untuk shalat dua hari raya ke musholla (tanah lapang) di Madinah. Bagitu juga orang-orang yang setelah Nabi dan umumnya penduduk negeri kecuali Makkah di mana generasi Salaf Makkah tidak pernah shalat lebaran kecuali di masjid mereka. Saya menduga, wallahu a'lam, hal itu disebabkan masjidil haram adalah sebaik-baik tempat di dunia sehingga mereka tidak suka melaksanakan shalat lebaran kecuali di dalam masjid.

Apabila suatu tempat ada penduduknya dan masjid yang ada mencukupi untuk shalat hari raya, maka aku berpendapat tidak perlu mereka shalat di luar masjid. Namun apabila mereka shalat di lapangan juga tidak apa-apa. Apabila masjidnya mencukupi lalu shalat bersama imam di luar masjid maka aku menganggap hal itu makruh tapi tidak perlu diulang. Apabila ada udzur hujan dan lainnya, maka aku mewajibkan untuk shalat di masjid dan tidak keluar ke lapangan."

Apa dasar pandangan Imam Syafi'i ini daru sudut ushul fiqih? Ibnu Hajar Asqalani dalam Fathul Bari, hlm. 2/522, menjelaskan:


أَنَّ الْعِلَّةَ تَدُورُ عَلَى الضِّيقِ وَالسَّعَةِ لَا لِذَاتِ الْخُرُوجِ إِلَى الصَّحْرَاءِ لِأَنَّ الْمَطْلُوبَ حُصُولُ عُمُومِ الِاجْتِمَاعِ فَإِذَا حَصَلَ فِي الْمَسْجِدِ مَعَ أفضليته كَانَ أولى

Artinya: "Illat atau sebab terkait shalat di lapangan itu adalah soal muat atau tidaknya masjid, bukan semata-mata karena dianjurkan shalat di tanah lapang. Hal yang diharapkan dari shalat Id adalah berkumpulnya orang-orang. Jika bisa dimungkinkan di masjid, dan karena masjid adalah tempat yang mulia, maka shalat hari raya di masjid – menurut Ibnu Hajar – itu lebih baik."

PANDANGAN 3 MADZHAB SELAIN MADZHAB SYAFI'I

3 madzhab selain madzhab Syafi'i menyatakan bahwa shalat hari raya sunnahnya apabila dilakukan di tanah lapang, di luar masjid berdasarkan pada zhahirnya hadis di atas. Berikut rincian pandangan mereka:

Madzhab Hanafi, sebagaimana disebut dalam al Fatawa al Hindiyah, hlm. 1/118, dinyatakan:

: " الخروج إلى الجبانة في صلاة العيد سنة ، وإن كان يسعهم المسجد الجامع ،على هذا عامة المشايخ وهو الصحيح

Artinya: Keluar ke tanah lapang dalam shalat ied itu sunnah. Walaupun masjid jamiknya mencukup. Ini pandangan mayoritas ulama madzhab (Hanafi).

Madzhab Maliki, sebagaimana disebut dalam kitab Al Mudawwanah, hlm. 1/171:

قال مالك : لا يُصلَّى في العيدين في موضعين ، ولا يصلون في مسجدهم ، ولكن يخرجون كما خرج النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .[ وروى ] ابن وهب عن يونس عن ابن شهاب قال : كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يخرج إلى المصلى ، ثم استن بذلك أهل الأمصار "

Artinya: Imam Malik berkata shalat dua hari raya hendaknya tidak dilakukan di dua tempat dan tidak dilakukan di masjid. Akan tetapi hendaknya mereka keluar masjid sebagaimana keluarnya Nabi. Dalam hadis diriwayatkan: Rasulullah biasa keluar ke musholla (untuk shalat id).

Madzhab Hambali, sebagaimana ditulis Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, hlm. 2/230:

السُّنَّةُ أَنْ يُصَلَّى الْعِيدُ فِي الْمُصَلَّى , أَمَرَ بِذَلِكَ عَلِيٌّ رضي الله عنه . وَاسْتَحْسَنَهُ الأَوْزَاعِيُّ , وَأَصْحَابُ الرَّأْيِ . وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ الْمُنْذِرِ .

Artinya: Yang sunnah adalah shalat id di mushalla (tanah lapang luar masjid). Ali memerintahkan hal itu dan dianggap baik oleh Auza'i dan ulama Ashab al-ra'iy. Ini pandangan Ibnul Mundzir.

KESIMPULAN

Bagi yang shalat hari raya di masjid maupun di lapangan adalah sama-sama baik dan sunnah berdasarkan ijtihad para ulama empat madzhab. Dan dalil dan analisa yang sama kuatnya secara ushuliyah. Bagi penganut madzhab Syafi'i lebih dianjurkan mengikuti pandangan dari madzhab Syafi'i agar lebih istiqomah dalam bermadzhab. Namun apabila penganut madzhab Syafi'i melaksanakan shaat ied bersama kalangan yang bermazhab lain, maka tidak masalah melakukannya di tanah lapang mengikuti mereka.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url