Di Mana Ruh Manusia Sebelum Hidup
ADAKAH RUH MANUSIA SEBELUM HIDUP
Assalaamu'alaikum Wr.Wb
Pertanyaan pertama:
Seringkali ulama menjelaskan kita sesungguhnya kita pernah bertemu dengan orang terdekat kita sebelum di dunia yaitu di alam ruh. Lalu apa yang dilakukan saat pertemuan itu? jangan-jangan saya pernah berhubungan dengan istri saya di kehidupan sebelumnya?
Pertanyaan kedua:
Seringkali ulama menjelaskan di acara maulid maupun majelis taklim, sesungguhnya Rasulullah hadir saat Maulid khususnya Mahallul Qiyam. Satu ulama mengatakan Rasulullah hadir dalam arti di hati para jamaah , namun ada yang mengartikan hadir dalam arti sesungguhnya ruh nya berkunjung ke tempat acara tersebut. Mohon penjelasannya?
JAWABAN
1. Allah berfirman dalam QS Al A’raaf, 7 : 172 demikian:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”.
Sebagian ulama menafsiri ayat di atas secara apa adanya. Yakni, bahwa ruh itu diciptakan dan hidup sebelum jasad diciptakan melalui rahim ibunya.
Hal ini didukung oleh hadits dhaif yang menyatakan “Ketika Allah menciptakan Adam, DIA mengusap punggungnya, maka dari punggung itu setiap ruh yang menyerupai biji atom berjatuhan, yang DIA (Allah) adalah penciptanya sejak itu sampai hari kiamat kelak”. (HR. Tirmidzi)
Hadits lain dari ubay bin Ka’ab ia mengatakan, “Mereka (ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan, baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara, lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhanmu?”, mereka menjawab “Benar”. Sesungguhnya AKU akan mempersaksikan langit tujuh tingkat dan bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu”. (HR. Ahmad)
Akan tetapi Allah berfirman dalam QS Al-Insan 76:1
هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا ) لإنسان/ 1
Artinya: Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Dalam menafsiri ayat ini Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, hlm. 8/285, menyatakan:
يقول تعالى مخبرًا عن الإنسان أنه أوجده بعد أن لم يكن شيئًا يذكر لحقارته وضعفه ، فقال: ( هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا ) ثم بين ذلك فقال : ( إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ ) .
Artinya: Allah mengabarkan tentang manusia bahwa Allah mewujudkan manusia dari tidak ada. Disebutkan hal ini untuk menunjukkan kehinaan dan kelemahan manusia. Lalu Allah berfirman dalam QS 76;1: "Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?" Lalu Allah menjelaskan hal itu dalam ayat berikutnya yakni dalam QS 76:2 "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur."
Penjelasan Ibnu Katsir di atas bermakna bahwa Allah tidak menciptakan ruh seorang manusia sebelum terciptanya jasad berupa janin di rahim sang ibu. Dengan kata lain, (a) jasad diciptakan lebih dulu dari ruh; (b) sebelum jasad diciptakan dalam rahim ibu, ruh itu tidak ada / belum diciptakan.
Ibnul Qayyim mengonfirmasi hal ini. Dalam kitab Al-Ruh, hlm. 174, ia menyatakan:
ولو كان للروح وجود قبل البدن وهي حية عالمة ناطقة لكانت ذاكرة لذلك في هذا العالم شاعرة به ولو بوجه ما ، ومن الممتنع أن تكون حية عالمة ناطقة عارفة بربها وهي بين ملأ من الأرواح ثم تنتقل إلى هذا البدن ولا تشعر بحالها قبل ذلك بوجه ما .
وإذا كانت بعد المفارقة تشعر بحالها وهي في البدن على التفصيل ، وتعلم ما كانت عليه ها هنا ، مع أنها اكتسبت بالبدن أمورا عاقتها عن كثير من كمالها ؛ فلأن تشعر بحالها الأول وهي غير معوقة هناك بطريق الأولى
Artinya: Seandainya ruh itu ada sebelum badan diciptakan dalam keadaan hidup, mengetahui dan bisa berbicara maka niscaya ruh tersebut ingat akan hal itu di alam ini dan merasakannya bagaimanapun caranya ...
Pandangan Ibnul Qayyim di atas selaras dengan pandangan Al-Razi dalam Tafsir Al-Kabir (Mafatihul Ghaib):
فإنا نقول لو كانت أرواحنا قد حصلت قبل هذه الأجساد في أجساد أخرى ؛ لوجب أن نتذكر الآن أنا كنا قبل هذا الجسد في جسد آخر
Artinya: Seandainya arwah kita sudah ada sebelum jasad ini di tubuh yang lain, maka wajib bagi kita mengingatnya bahwa sebelum jasad ini kita berada di jasad yang lain.
2. Rasulullah wafat dan dikubur di Madinah. Itu adalah fakta yang tak terbantahkan secara dalil dan empiris. Abu Bakar berkata ketika beberapa saat setelah wafatnya Nabi:
من كان يعبد محمدا فإن محمدا قد مات ومن كان يعبد الله فإن الله حي لا يموت
Artinya: Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah hidup, tidak mati. (HR. Bukhari)
Dalam QS Az Zumar 39:30 Allah berfirman:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
Artinya: Sesungguhnya kamu (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
Dalam QS Al-Anbiyah 21:34
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
Artinya: Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
Ruh adalah masalah ghaib tingkat tinggi (QS Al Isra' 17:85). Oleh karena itu tidak ada yang tahu selain Allah dan Rasul-Nya. Dan terkait ruh ini, Rasulullah hanya menyatakan bahwa ruh orang yang meninggal di alam kubur itu dapat melihat perilaku orang yang hidup walaupun tidak mampu menjawab.
Ini berdasarkan hadits Nabi riwayat Ahmad di mana Nabi pernah menyapa para syuhada perang Badar di tempat mereka dimakamkan dengan menyebut nama-nama mereka. Melihat hal itu, Sahabat Umar bertanya
يا رسول اللّه، ما تخاطب من أقوام قد جيّفوا، فقال عليه الصلاة والسلام: والّذي بعثني بالحقّ، ما أنتم بأسمع لما أقول منهم، ولكنّهم لا يستطيعون جواباً
Artinya: Wahai Rasulullah, "Apa yang engkau bicarakan dengan kaum yang sudah meninggal?" Nabi menjawab, "Demi Allah, tidaklah kalian lebih mendengar dibanding mereka atas apa yang aku ucapkan. Akan tetapi mereka tidak mampu menjawab."
Detail hadits lihat di sini: Alam Kubur
Dalam hadits lain riwayat Bukhari dan Muslim Nabi bersabda:
إنّ العبد إذا وضع في قبره وتولّى عنه أصحابه إنّه ليسمع قرع نعالهم» أخرجه البخاري ومسلم
Artinya: Seorang hamba apabila dimakamkan di kuburnya dan teman-temannya meninggalkan pemakaman, ia mendengar suara sandal mereka.
Dari penjelasan di atas, maka ruh Rasulullah, sebagaimana arwah orang yang meninggal, mengetahui dan menyadari adanya orang-orang yang mengirim sholawat dan membaca sholawat untuk beliau. Namun tidak ada penjelasan dari hadits dan Quran tentang kemampuan arwah Nabi mendatangi tempat majelis sholawat dan sejenisnya. Wallahu a'lam bis shawab
Baca detail: Alam Kubur