Hukum Shalat Jumat bersamaan dengan Hari Raya

Hukum Shalat Jumat  bersamaan dengan Hari Raya
Apabila hari raya idul fitri atau idul adha bertepatan dengan hari Jumat, apakah shalat Jumat tetap wajib dilaksanakan atau cukup diganti dengan shalat dzuhur saja?

HUKUM SHALAT JUM'AT BERTEPATAN DENGAN HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA

Apabila shalat Jum'at bertepatan dengan hari raya lebaran Idul Fitri atau Idul Adha apakah shalat Jum'at tetap wajib dilaksanakan? Jawabnya: Shalat Jum'at tidak wajib dilaksanakan tapi boleh dilakukan. Namun, sunnah bagi imam untuk tetap melaksanakan shalat Jum'at apabila cukup jamaah untuk melaksanakan shalat Jum'at. Bagi yang sudah melaksanakan shalat idul fitri/adha dan tidak melaksanakan shalat Jum'at, maka wajib baginya melaksanakan shalat Dzuhur. Detailnya sebagai berikut:

DASAR HUKUM DALIL HADITS

Dalam hadits riwayat Bukhari, Usman bin Affan bersabda dalam sebuah khutbah hari raya:

أيها الناس إنه قد اجتمع عيدان في يومكم فمن أراد من أهل العالية أن يصلي معنا الجمعة فليصل، ومن أراد أن ينصرف فلينصرف

Artinya: Wahabi manusia, telah berkumpul dua hari raya pada hari ini. Apabila penduduk desa Aliya ingin shalat Jumat bersama kita, maka dia boleh shalat. Siapa yang ingin pulang (tidak ikut shalat Jumat), dia boleh pulang.


- Hadits sahih riwayat imam lima

فعن زيد بن أرقم قال: صلى النبي صلاة العيد ثم رخص في الجمعة فقال: من شاء أن يصلي فليصل"

Artinya: Dari Zaid bin Arqam ia berkata: Nabi shalat Hari Raya kemudian memberi keringanan (rukhsoh) dalam shalat Jum'at dan bersabda: Barangsiapa yang ingin shalat Jum'at, maka shalatlah.

- Hadits riwayat Abu Dawud

"قد اجتمع في يومكم هذا عيدان؛ فمن شاء أجزأه من الجمعة وإنا مُجَمّعُون

Artinya: Telah berkumpul pada hari ini 2 (dua) shalat ied (maksudnya Hari Raya dan Jum'at). Siapa yang suka, muka cukuplah dari shalat Jum'at karena kita sudah dikumpulkan.

- Hadits riwayat Abu Dawud

عيدان اجتمعا في يوم واحد؛ فجمعهما فصلاهما ركعتين بكرة، ولم يزد عليهما حتى صلى العصر

Artinya: Dua hari raya berkumpul dalam satu hari; Nabi mengumpulkannya dan shalat dalam 2 (dua) rakaat di pagi hari dan tidak menambahnya sampai tiba shalat Ashar.

PENDAPAT ULAMA FIQIH

- Al Syairazi dalam Al-Muhadzab, hlm. 4/358, menyatakan:

وإن اتفق يوم عيد ويوم جمعة فحضر أهل السواد فصلوا العيد جاز أن ينصرفوا ويتركوا الجمعة ; لما روي عن عثمان رضي الله عنه أنه قال في خطبته : " أيها الناس قد اجتمع عيدان في يومكم فمن أراد من أهل العالية أن يصلي معنا الجمعة فليصل ومن أراد أن ينصرف فلينصرف " ولم ينكر عليه أحد ، ولأنهم إذا قعدوا في البلد لم يتهيئوا بالعيد ، فإن خرجوا ثم رجعوا للجمعة كان عليهم في ذلك مشقة والجمعة تسقط بالمشقة .

ومن أصحابنا من قال : تجب عليهم الجمعة ; لأن من لزمته الجمعة في غير يوم العيد وجبت عليه في يوم العيد كأهل البلد ، والمنصوص في الأم هو الأول

Artinya: Apabila Hari Raya bertepatan dengan hari Jumat, lalu datang penduduk sawad kemudian mereka shalat Ied, maka boleh bagi mereka untuk pulang setelah shalat hari raya, dan meninggalkan shalat Jumat. Berdasarkan hadits dari Usman di mana Utsman berkhutbah: "Wahabi manusia, telah berkumpul dua hari raya pada hari ini. Apabila penduduk desa Aliya ingin shalat Jumat bersama kita, maka dia boleh shalat. Siapa yang ingin pulang (tidak ikut shalat Jumat), dia boleh pulang." Hadits ini tidak diingkari oleh seorangpun. Juga, karena apabila mereka duduk di suatu kota, maka mereka tidak siap untuk melaksanakan shalat Hari Raya. Apabila mereka pulang lalu kembali untuk Jumat, maka akan menimbulkan kesulitan (masyaqat) sedangkan kewajiban Jumat itu gugur karena adanya kesulitan. Sebagian ulama madzhab Syafi'i menyatakan: shalat Jumat tetap wajib. Karena, orang yang wajib Jumat di luar hari Raya, maka dia wajib juga shalat Jumat pada hari raya seperti penduduk setempat. Nash Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm adalah yang pertama.

- Ulama madzhab Syafi'i berkata

إن صلاة العيد تغني عن صلاة الجمعة لأهل القرى التي لا يوجد فيها عدد تنعقد بهم الجمعة ويسمعون الأذان من البلد الذي تقام فيه الجمعة، فيذهبون لصلاتها، ودليلهم قول عثمان في خطبته: أيها الناس إنه قد اجتمع عيدان في يومكم، فمن أراد من أهل العالية ـ قال النووي: وهي قريبة من المدينة من جهة الشرق ـ أن يصلي معنا الجمعة فليصل، ومن أراد أن ينصرف فليفعل

Artinya: (bagi yang melaksanakan) Shalat hari raya (tidak perlu melakukan) shalat Jum'at bagi ahli desa yang jamaahnya tidak cukup untuk melakukan shalat Jum'at dan mendengar suara adzan dari kota/daerah yang mendirikan shalat Jum'at. Dalilnya adalah pertakaan Utsman bin Affan: Wahai manusia dua hari raya telah berkumpul pada hari ini. Barangsiapa dari penduduk Alia --daerah sebelah timur Madinah-- yang hendak shalat Jum'at shalatlah. Barangsiapa yang tidak ingin shalat Jum'at, tidak apa-apa.

- Ulama madzhab Hanbali mengatakan:

من صلى العيد سقطت عنه الجمعة، إلا الإمام فلا تسقط عنه إذا وجد العدد الكافي لانعقاد الجمعة، أما إذا لم يوجد فلا تجب صلاة الجمعة،

Artinya: Barangsiapa yang shalat hari raya maka gugurlah shalat Jum'at kecuali imam maka tidak gugur baginya kewajiban Jum'at apabila menemukan jumlah jamaah yang cukup untuk sahnya Jum'at. Apabila tidak mencukupi, maka tidak wajib.

Imam Ahmad bin Hanbal (pendiri madzhab Hanbali) berkata:

أن الجمعة لو صليت أول النهار قبل الزوال أغنت عن العيد، بناء على أن وقتها يدخل بدخول وقت صلاة العيد

Artinya: Bahwa shalat Jumat apabila dilakukan pada awal siang sebelum tergelincir matahari maka tidak perlu melakukan shalat id (lebaran) berdasarkan pada dalil bahwa waktunya masuk dengan masuknya waktu shalat id.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url