Bingung Memilih antara Dua Calon Suami

Bingung Memilih antara Dua Calon Suami
JODOH: DILEMA ANTARA DUA PRIA

Assalaamu'alaikum, wr. wb.
Pak.Ustadz saya muslimah (29), saya ingin bertanya tentang pernikahan. Saya sedang dekat dengan 2 orang ikhwan. Misal N dan P.
N adalah seorang guru di pesantren, dia sangat menjaga jarak dengan saya, dengan alasan bukan muhrim. Saya merasa cocok dengan dia, karena orang nya sopan sekali. Akan tetapi dia kakak dari mantan saya. Apa ini tidak menjadi masalah dengan adik nya di kemudian hari. Walaupun sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan adiknya, karena adiknya jahat sama saya.

Di sisi lain, N meminta saya merubah penampilan saya biar jadi gemuk, mungkin bisa tapi susah. Karena harus menambah berat badan banyak. Kemudian, jika P dia guru di sekolah swasta, dia sering menghubungi saya. Bahkan perhatian. Juga sering mengingatkan sholat. Hanya dia kurang menjaga jarak dengan akhwat. Bahkan, saya pernah diajak keluar waktu malam minggu, dan saya menolak. Saya pernah bertemu dengan P, waktu sama-sama diundang di acara pernikahan, dia orang nya ramah dan baik. Baru sekali bertemu.

Kalo N pernah saya ajak ketemu di siang hari pun tidak bersedia, karena bukan muhrim. Tidak lama dia datang ke rumah saya untuk sekedar ta'aruf. Saya bingung memilih siapa. Di satu sisi saya menyukai N tapi dia mengajukan syarat yang sulit, sedangkan P sudah menerima saya apa ada nya bahkan sudah mengajak saya menikah berkali-kali, tapi saya ragu dengan nya karena pernah mengajak keluar di malam minggu, juga dia pernah meng upload foto dengan pacar pertama nya, dengan posisi yang tidak baik (merangkul). Saya jadi bingung, harus memilih siapa. Mohon bantuan jawabannya Pk.Ustadz?

Kemudian saya juga bingung, ketika saya bercerita pada keluarga saya bahwa saya ingin menikah. Kakak saya menyampaikan pada Ibu saya agar saya menikah setelah saya punya tabungan untuk biaya pernikahan. Saya merasa berat, karena mungkin 2 tahun baru bisa punya biaya. Saya sudah merasa terdesak untuk menikah dengan usia saya. Sebenarnya orangtua saya punya dana nya banyak, tapi kata nya buat simpanan dan pengobatan 2 kakak saya yang sakit. Dari dulu memang saya sulit menikah karena alasan keuangan, saya baru punya penghasilan lumayan sekitar setahun lebih, itu pun saya pergunakan untuk membayar kendaraan yang saya beli untuk bekerja. Kebetulan bekerja keliling desa jadi harus punya kendaraan. Jadi saya belum menabung.

Saya bingung sekali padahal saya sudah waktu nya menikah. Saya sudah diberi rumah oleh orang tua saya, tapi saya lebih membutuhkan biaya untuk menikah. Sehingga saya ragu untuk menempati rumah tersebut. Sebenarnya saya bersedia untuk membantu membiayai pengobatan kakak saya, karena sekarang semua tagihan saya yang hampir 70 % dari penghasilan per bulan, sudah lunas. Alkhamdulillaah tidak pernah telat membayar sehingga tidak terkena bunga karena telat, hanya biaya administrasi sebesar 13% dari seluruh tagihan.

Saya memang sudah berniat membantu biaya pengobatan, tapi kakak saya pasti tidak percaya bahwa saya akan membantu. Jadi saya tidak diijinkan meminta Ortu membantu membiayai pernikahan saya, karena sedang membiayai pengobatan 2 kakak saya yanv sedang sakit. Sebenar nya saya pernah melihat tagihan pajak Orang tua saya banyak sekali, jadi saya merasa jika untuk pernikahan saya, masih cukup.

Selama ini dari saudara saya tsb, sebanyak 5 orang, kakak saya tsb yang paling banyak mengeluarkan dana untuk pengobatan. Jadi Orang tua saya merasa takut pada kakak saya tsb. Pak.Ustadz sebenar nya saya menyadari bahwa untuk menikah biaya tidak sedikit, saya ingin menikah dengan sederhana saja. Tapi apa kah baik? karena saya bekerja di lingkup pemerintahan, dan saya pasti mengundang banyak Pejabat dan pegawai. Saya merasa tidak enak jika acara pernikahan nya kurang bagus karena saya belum punya biaya,, mohon saran nya Pak.Ustadz, agar saya dapat mengambil keputusan yang terbaik. Terimakasih,
Wassalaamu'alaikum, wr. wb.

JAWABAN

Dari uraian anda, kami cenderung merekomendasikan anda untuk memilih N. Kalau memang perilaku N (yang tidak mau ketemu) itu adalah sikap yang asli, bukan pencitraan, maka dia pria yang baik untuk anda. Soal dia minta anda agak gemuk, kami kira itu permintaan yang bisa dinego.

P adalah alternatif yang kurang direkomendasikan. Apalagi dia terhitung berani ketika memamerkan mantannya yang pertama di medsos. Tentunya itu bukan mantan satu-satunya. Dan itu kurang baik bagi kelangsungan dan keharmonisan sebuah rumah tangga karena pria seperti itu cenderung sulit melupakan para mantannya saat terjadi konflik rumah tangga.

Jadi, rekomendasi kami: nikahlah dengan N atau cari yang lain (bukan P).

Soal resepsi pernikahan, kalau itu harus dilakukan secara relatif besar dan butuh biaya besar, maka ada dua pilihan: (a) pinjam ke bank; (b) nabung dulu sampai terkumpul biayanya baru nikah.

Kalau keinginannya menikah secepat mungkin karena ada hasrat tinggi, maka untuk sementara bisa nikah siri. Kalau tidak suka nikah siri tapi tetap ingin segera nikah, maka cara ideal adalah meminjam ke bank. toh cicilan sudah lunas, bukan?

Baca juga:
- Cara Memilih Jodoh
- Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

JODOH: TAK DIRESTUI KARENA PANTANGAN ADAT KEJAWEN

Assalamualaikum pak ustad. Saya mau tanya, saya menjalin hubungan dengan calon saya sudah cukup lama. Namun orangtua saya melarang dengan alasan dusun saya dengan desa calon saya itu tidak boleh terjalin pernikahan. Alasannya yaitu menurut adat kejawen, itu merupakan punggele desa yang jika diteruskan hal tersebut akan berdampak buruk nantinya. Saya bimbang dan bingung sekali karena disatu pihak saya menganggap hal tersebut merupakan syirik. Dilain pihak saya sendiri juga takut menjalin pernikahan yang penuh rasa khawatir akan terjadi sebuah kematian atau apa. Karena dikehidupan jawa banyak sekali adat yang dihubung hubungkan dengan akal sehingga menjadi patokan bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan atau dilanggar.

Yang saya mau tanyakan.
1. Apa yang harus saya lakukan agar orangtua saya merestui?

2. Apakah hal tersebut nyata benar terjadi?

3. Apakah hal tersebut merupakan sakral yang tidak boleh dilanggar?

JAWABAN

1. Minta bantuan tokoh yang dihormati orang tua, tokoh agama atau tokoh desa/kelurahan, untuk membujuk dan meyakinkan orang tua. Jangan lupa juga untuk berdoa. Baca detail: Doa Agar Direstui Orang Tua

2. Tidak benar. Bahkan mempercayai hal itu hukumnya dosa besar karena sama dengan percaya ramalan. Baca juga: Hukum Percaya Ramalan

3. Bukan sakral menurut agama. Dan boleh dilanggar.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url